Minggu, 08 Mei 2011

Membedakan Sistem Sekolah SMP/SMU di Malaysia

Membedakan Sistem Sekolah SMP/SMU di Malaysia

HL | 07 May 2011 | 21:49 1030 29 2 dari 2 Kompasianer menilai aktual


1304793516565467514
Ilustrasi (Getty Images)
Baru 7 bulan duduk dibangku 1 SMP, saya keburu dipindahkan sekolah ke Malaysia. Di sana saya dimasukkan ke sekolah menengah swasta yang kebetulan baru naik pangkat menjadi semi-Goverment. Berhubung saya anak pindahan dari Indonesia, saya ditempatkan ke kelas “peralihan” sebelum mengikuti kelas benaran di kelas satu (1 SMP)

Di Indonesia, SMP dan SMU merupakan dua sekolah menengah terpisah. Di Malaysia SMP dan SMU berada di bawah satu bumbung yang di panggil “Sekolah Menengah”. Kelas di bedakan dengan istilah “tingkatan”(”Tingkatan 1 hingga 6″/”Form one” hingga “Form Six”) setara kelas 1 SMP hingga 3 SMU. Pokoknya dari Tingkatan satu hingga enam warna seragamnya dan kepala sekolahnya tetap sama.
Kalau di Indonesia setiap senin ada upacara bendera, di Malaysia ada Assembly atau “perhimpunan”. Tidak ada siap grak nya, tidak ada penaikan bendera, tidak ada aneka nyanyiannya kecuali lagu kebangsaan/lagu anthem sekolah, pidato singkat guru/kepala sekolah dan terakhir doa.
Hari sabtu sekolah di liburkan. Libur-libur umum lainnya termasuklah ulang tahun Raja, negri tempat saya sekolah baru menang bola dsb, Seandainya hari libur umum jatuh pada hari sabtu/minggu, maka libur tsb ditukar ke hari senin.
Sebelum ujian pertengahan/akhir tahun, ada liburan istirahat selama seminggu,Sewaktu ditanyakan ke teman liburan tersebut untuk apa,katanya untuk istirahat tenangkan jiwa (hehe).
Setelah ujian ada liburan lagi dan sudah pasti lebih panjang sekitar dua ke tiga minggu.Liburan akhir tahun bisa lebih sebulan.Setiap kali liburan panjang mau di mulai,teman sekelas saya pada sibuk nyari kerja “part time”.Saya pun tidak mau ketinggalan.Saya pernah bekerja di swalayan.Teman-teman lain ada yang kerja di pabrik,McD/KFC.Biasanya kerja kami bersih-bersih,nyapu,ngepel dsb.Setelah gajian, menerima uang melebihi 100 Ringgit perasaan jadi sok dewasa.
Setiap tahun murid-murid di Indonesia sudah terbiasa menguras otak berjuang untuk kenaikan kelas.Di Malaysia tidak ada istilah “tidak naik kelas”.Yang IQ nya rada lamban tidak perlu kawatir,pasti akan naik kelas.Kalau di Indonesia kelas dibedakan dengan aliran fisika,ekonomi atau biologi.Di Malaysia kelasnya dibedakan dengan nama bunga atau nama warna.Tergantung sekolah sampaian mau bikin nama apa.Lalu kelas dipisah mengikut IQ murid.Ada kelas pintar,sederhana dan paling lamban.Misalnya “Kelas 1,2,3,4,5 Merah” didiami murid-murid yang IQ nya paling slow.maka kelas2 tersebut perlu diberi extra perhatian.Namun seandainya di ujian akhir nilai raport mereka mengalami kenaikan, mereka akan di tukar kan ke kelas yang warna/bunganya lebih mekar.Begitu juga sebaliknya.Untuk murid yang super bandel dan pernah melakukan Juvana,cuma di Malaka tempatnya yaitu sekolah “Henry Gurney”.
Mata pelajarannya hampir sama dengan sekolah di Indonesia.Yang beda sudah tentu tidak ada bahasa Indonesia nya.Pelajaran sejarah tidak banyak menyentuh tentang pendekar,Seingat saya berkisar kedatangan awal kolonial serta sejarah awal berdirinya kerajaan-kerajaan lama di Semenanjung dan Borneo.Tentang Indonesia pasti ada.Karena umumnya kerajaan lama tersebut pernah satu bumbung dengan kerajaan yang sudah menjadi teritori di modern Indonesia termasuk modern Thailand.Tidak ada mata pelajaran bahasa Perancis atau Jerman.Yang ada hanya bahasa yang penting untuk dipelajari.Yang berminat mau memperlajari selain Melayu/Inggris, ada sekolah khususnya yang dijamin bisa ngomong 60 persen setelah tamat.
Sewaktu di Indo ujiannya banyak berdasarkan subyektif,Di Malaysia ujiannya banyak obyektif.Tinggal pilih jawapan ABCDE.Namun soalannya lebih banyak.Yang menariknya semua kertas jawapan disediakan pemerintah dengan warna yang cantik.Murid hanya perlu membawa pensel stabilo.
Di minggu pertama pembelajaran,murid2 diberi buku2 teks pinjaman dari pemerintah.Semuanya gratis,wajib di SAMPUL dan dikembalikan sebelum liburan ujung tahun.Kitabnya tebal-tebal.Sehingga pernah muncul protes orang tua yang tidak sampai hati melihat anak-anak mereka menggendong buku-buku teks yang berat.Untuk buku tulis,setiap sekolah menyediakan buku tulis standar berlambangkan sekolah masing-masing.Jadi tidak ada alasan minta uang ke orang tua mau beli buku tulis yang ada foto Justin bieber atau meteor garden nya.
Setelah naik di tingkatan 3 (3 SMP),suasanyanya sedikit tegang.Murid-murid berubah menjadi lebih serius.Suasana begini sudah menjadi langganan murid di Indonesia saat ujian kenaikan kelas.Padahal di Malaysia yang nilainya jelek masih bisa naik ke kelas 4 (1 SMU).Alasan mereka sedikit antusias untuk ujian ini disebabkan ambisi untuk pindah sekolah yang lebih bagus/bergengsi seperti “Asrama Penuh” (Boarding School)yang hanya dimulai Tingkatan 4 (1 SMU).Biasanya biaya sekolah,asrama,makan minum semuanya ditanggung pemerintah.O’ya..untuk murid yang kurang mampu,tiap hari diberi kupon makan gratis di kantin.
Setiap provinsi (negri)pasti ada boarding School yang bermacam jenisnya.Yang mau jadi Engineer ada sekolah Vokasional/teknis.Untuk Sains/Matematika ada MRSM,Salah satu sekolah paling bergengsi ialah MCKK yang terletak di Kuala Kangsar,Perak.Mantan alumninya banyak yang menduduki jabatan tinggi di pemerintahan sejak dulu hingga sekarang.Salah seorang mantan kepala sekolahnya adalah Anthony Burgess seorang novelis dan pemuisi asal Inggris.Sekolah yang bergengsi di Kuala Lumpur ada “Victoria Institution”.Mantan alumninya termasuklah beberapa Milyunir versi majalah Forbes seperti Ananda krisnan,Francis Yeoh serta Sultan Bolkiah dari Brunei beserta beberapa saudara Baginda,SPM merupakan ujian terakhir dan “terpenting” di Malaysia.Ijajah ini merupakan ijajah standar yang diwajibkan “ada” untuk melamar setiap pekerjaan.(setara O Level/SMU).Tahap persiapan murid-murid Malaysia sudah kelihatan sejak semester pertama.
Tamat SPM,yang nilai ujianya biasa-biasa bisa memohon ke Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN) untuk melanjutkan kuliah di kolej-kolej swasta.Yang nilai ujiannya cemerlang selalunya akan memohon beasiswa untuk melanjutkan ke universitas.Yang keterima nyambung ke Universitas negri wajib mengikuti kelas persiapan terlebih dulu seperti menduduki ujian STPM kelas 6 (Setara 3 SMU) atau kelas Matrikulasi (Pre-University).
Sebelum krisis moneter melanda Asia,Murid2 Malaysia dikirim ke luar negri secara massal.Saat ini banyak fakultas-fakultas LN yang buka cabang di Malaysia.Saya masih ingat sewaktu musim buah2an,saya di undang ke rumah teman sekelas yang rumahnya asli di pinggir hutan pedalaman.Kiri kanannya tidak ada tetangga.Yang bikin saya kaget kedua saudaranya sedang belajar di Eropa dan Amerika.Padahal saya yang sok anak kota sempat terpikir mau ke luar kota saja susah sekali
Menurut saya si miskin/si kaya tidak diberi peluang memberi alasan tidak bisa sekolah.Bahkan yang malas belajar terdapat beberapa institusi yang hanya menawarkan kelas berbentuk teori (Institut kemahiran).Ada juga institusi swasta seperti “Institut Baitulmal” yang menawarkan pembelajaran gratis untuk membantu masyarakat golongan menengah kebawah/putus sekolah.Saratnya harus berpendapatan rendah.Malahan tiap bulan dikasi uang jajan.Jurusan yang disediakan termasuklah menjahit,teknis,IT dsb.
Terkadang saya heran melihat gelagat anak Malaysia yang tidak mau sekolah,ada yang menggadaikan diri jual DVD illegal,jadi office boy atau delivery boy.Andai saja peluang mereka bisa digantikan beberapa teman saya yang ulet dan pintar,mungkin saja cita-cita teman saya yang ingin jadi doktor atau Insinyur sudah kesampaian.Sayangnya ada yang berakhir menjadi penarik ojek dan pabrik.
Apakah sistem sekolah di Indonesia lebih baik dari Malaysia?Tergantung pandangan masing-masing.Kalau mengikut pandangan saya yang waktu itu masih remaja dan sedang gatel2 nya,sudah pasti saya akan memilih sistem di Malaysia.Less stress.Dari segi positifnya,anak Indonesia itu kalau sudah pinter,berarti ilmunya sudah didada.Mereka sudah biasa mengahadapi tekanan sejak dini.Dari segi negatifnya,murid-murid kebanyakan terlalu banyak beban sehingga banyak murid yang iseng belajar seperti bolos sekolah bahkan ada yang membawa nota kecil saat ujian untuk mengelakkan tidak naik kelas.
Berbeda dengan murid di Malaysia,tidak naik kelas bukan suatu yang memalukan.Yang putus sekolah masih bisa mengikuti ujian SPM diluar sekolah.Malahan ada yang sambil kerja.
Apakah cara pembelajaran di Indonesia menjamin masa depan lebih besar?Tergantung (kepintaran,keuangan,luck,koneksi) Menurut pengalaman pribadi beberapa tahun lalu saat melamar pekerjaan “biasa” di sebuah perusahaan internasional,mereka hanya mengambil Ijajah SPM saya yang setara 2 SMA.Sedangkan sahabat saya musti menyertakan ijajah sarjana.

1 komentar:

  1. Senang rasanya bisa berkunjung ke website anda" mudah-mudahan
    infonya bermanfaat Terimakasih sudah berbagi

    BalasHapus

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

Belajar Toefl murah meriah

Kunci kelulusan

Kunci kelulusan